Sabtu, 04 Februari 2017

Slamet Subroto, Tukang Cukur Berjiwa Sosial Tinggi Sudah Gratis, Masih Ditambah Kado untuk Yatim Piatu PART 1

Pak Slamet memberi CUKUR GRATIS & MEMBERIKAN KADO kepada ANAK YATIM
SOLO - Pria berkumis tipis ini tidak memiliki jabatan atau posisi penting. Dia hanya sebagai tukang potong rambut. Tapi kedermawanannya bisa dikatakan melebihi jutawan.
Seorang murid kelas 6 SD memegang rambut yang sudah menutupi sebagian matanya sambil duduk menghadap kaca besar. Satriyo Nugroho, nama lengkapnya. Anak 12 tahun itu sudah tak punya ayah dan ibu kandung.
Kress…. helai demi helai rambut hitamnya mulai dicukur. Mimiknya sedikit tegang. Tapi langsung tersenyum lepas ketika mendapatkan bingkisan berwarna hijau. “Senang bisa potong rambut gratis, dapat hadiah juga,” terang dia.
Gratis? Ya, gratis. Adalah Slamet Subroto, pria pemilik jasa potong rambut di kawasan Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari ini memiliki inisiatif memberikan jasa potong gratis khusus anak yatim.
Di kios 2,5x4 meter yang dia gunakan sebagai tempat usaha potong rambut, dia mewujudkan niatnya. Difasilitasi Lembaga Koordinasi Gerakan Taman Pendidikan Alquran (LKG TPQ), Slamet membuka kuota sebanyak 50 anak yatim untuk potong gratis dalam sepuluh hari mulai tanggal 20-30 bulan ini. “Saya niatkan untuk bersedekah, anak yatim potong gratis,” katanya.
Bermodal niat ikhlas, pria 42 tahun ini mulai melayani anak yatim dari seluruh wilayah Kota Solo. Kedatangan mereka rata-rata diantar oleh guru TPQ dari masjid-masjid. Jika dihitung dengan rupiah, 50 kepala diharga tarif normal, Slamet bisa mengantongi Rp 400.000.


Tapi dia tak silau dengan angka-angka tersebut. Dalam dirinya terbesit keyakinan bahwa apa yang diberikan pasti akan diganti oleh sang pencipta. “Tarif saya sekali potong Rp 8.000. Sehari sekitar 10 sampai 15 orang,” terang dia.
Keyakinan yang dia pegang bukan sebuah mimpi tanpa bukti. Sebelumnya, ayah tiga anak yang sudah lima tahun membuka usaha potong rambut ini selalu merasakan keberkahan dari keikhlasan-keikhlasan yang dilakukan. Bahkan jasa potong rambut yang dibukanya saat ini pun dapat dikatakan sebagai kejutan dari Allah.
“Saya sebelumnya mekanik di sebuah bengkel. Saya ikut orang yang orang itu teman saya sendiri. Bertahun-tahun menjadi montir dirasakan monoton,” kisahnya.
Di tengah-tengah kejenuhannya, datang tawaran dari bos sekaligus kawan lamanya untuk membuka usaha sendiri. Akhirnya dia diberikan seperangkat alat potong rambut lengkap dengan fasilitasnya. Dia tinggal mengoperasikan. Tetapi saat itu Slamet belum dapat menggunakannya.
“Oleh bos saya itu, saya sekaligus dikursuskan potong rambut. Ini berkah bagi saya, karena anak buah yang lain tidak diperhatikan seperti ini,” ungkap dia.
Waktu terus bergulir, dia mampu mengelola usahanya dengan baik. Sampai akhirnya memiliki pelanggan hingga kewalahan melayani. Pria yang tinggal di Plesungan, Mojosongo ini harus mencari  karyawan untuk membantu. “Saya sampai punya empat karyawan, ini juga berkah,” ucapnya. Slamet berharap dengan aktivitas yang dijalani dengan ikhlas mampu menghasilkan keberkahan.

Ketua LKGTPQ Solo Abdul Wahab menuturkan, kebahagiaan anak yatim mampu membawa kehidupan menjadi lebi baik. “Semoga dengan program ini, santri TPQ yatim mendapatkan manfaat dan bisa membahagiakan mereka di awal tahun,” urai dia.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar